Selasa, 17 Mei 2011

Merayakan Kelulusan Sekolah Tanpa Yuforia ( Sebuah Alternatif )

Senin, 16 Mei 2011 adalah hari yang cukup  menegangkan bagi murid SLTA/SMK kelas terakhir karena pada hari itu pengumuman kelulusan serentak diumumkan. Kesedihan tentunya akan menimpa bagi murid yang belum berhasil dan ini konsekuensi yang harus diterima. Bagi mereka yang berhasil lulus, luapan kegembiraan  dilampiaskan dengan  berhura-hura, makan-makan yang berlebihan, nonton bareng dan lain sebagainya.

Ada satu fenomena yang kurang pantas  kita lihat, banyak murid yang meluapkan kegembiraan dengan mencorat coret seragam sekolah dengan spidol, cat semprot, dan lain-lain,  yang lebih menyedihkan dan membahayakan banyak para murid berkomvoi naik motor tanpa helm dan ugal-ugalan dijalan raya tanpa menghiraukan keselamatan orang lain, terkadang  terjadi tawuran/perkelahian oleh karena saling mengejek dengan kelompok lain.


Kebiasaan yang tidak perlu dicontoh dan tidak  mendidik sebenarnya bisa diarahkan kehal-hal yang  positif, misalnya  dalam  pengumuman kelulusan para murid diwajibkan  berpakaian daerah/tradisional untuk mengambil hasil kelulusan, sehingga para murid tidak memungkinkan untuk mencorat coret  seragam sekolahnya. Dengan memakai pakaian daerah/tradisional paling tidak akan menambah rasa kebanggaan dan kecintaan terhadap daerahnya. Dengan demikian seragam sekolah bisa disumbangkan/diberikan kepada  orang yang tidak mampu membeli dan ini bernilai ibadah, demikian juga dengan acara makan-makan dapat dikemas dalam bentuk syukuran sebagai tanda terima kasih atas keberhasilan dalam menempuh ujian akhir dan ini lebih efesin, efektif dan rasa kekeluargaan lebih dapat dirasakan.

Ada satu  hal yang lebih penting untuk diingat yaitu kelulusan  hanyalah langkah awal dari suatu keberhasilan, karena masih ada langkah-langkah berikutnya yang harus dijalani, yaitu melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi atau …...

Selasa, 03 Mei 2011

59 Tahun Kotaku Dulu, Kini Dan Ke Depan

Mesjid Raya At-Taqwa, Amuntai
Dulu ketika masih kecil kita selalu bersama baik saat sakit maupun senang dalam mendayung roda pemerintahan dan pembangunan. Usiamu sudah beranjak remaja dayungan yang kita kemudikan memberikan arah dan hasil yang  nyata.
Banyak sumberdaya yang kita miliki baik sumberdaya   alam, minyak bumi, batu bara, biji besi, dll. terlebih lagi sumber daya manusia. Dengan sumberdaya yang ada kita dapat bermimpi untuk menciptakan, memperelok dirimu. Mimpi-mimpi itu telah terjelma walaupun kusadari belum seutuh dalam khayal mimpiku.

Plaza Amuntai
Sekarang  usia kamu 59 tahun, tentunya bukan usia remaja lagi. Kedewasaan tidak membuat kita menjadi dimensia walaupun saudara-saudara yang dulu susah dan senang telah mendayung biduknya masing-masing.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki kamu tetap tegap, tegar dalam mendayung roda pemerintahan dan pembangunan, karena kamu yakin masih mempunyai sumberdaya manusia yang brilian yang dapat mengubah segalanya seperti apa yang kamu ingini.

Kerbau Rawa
Kamu masih punya mimpi, punya cita-cita, dan harapan itu masih ada terbentang luas, kamu  punya potensi yang dapat diunggulkan, hamparan rawa nan luas, tempat wisata kerbau rawa, itik alabio yang sudah terkenal di manca negara, tata letak kota yang strategis sebagai pusat perdagangan, sebagai tempat rujukan/berobat ke pelayanan kesehatan/Rumah Sakit terdekat bagi daerah lain dan juga sebagai pusat pendidikan dan masih banyak potensi-potensi yang belum diasah/tergarap…….teruslah membangun…….dengan kebersamaan…………………kita bisa.

“DIRGAHAYU KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KE 59”
1 MEI 1952 – 1 MEI 2011

Selasa, 26 April 2011

Merubah Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Melalui Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)

Kabupaten Hulu Sungai Utara (Kab. HSU) dengan ibukotanya Amuntai   merupakan  satu dari  13 kabupaten/ kota di Kalimantan Selatan dengan luas wilayah 892,7 Km2  (± 80 % daerahnya rawa), jumlah penduduk 216.263 jiwa,  terdiri dari 10 kecamatan, 219 desa/kelurahan dengan 12 puskesmas.
Cakupan penduduk Kab. HSU yang memiliki akses jamban keluarga (Jaga) sampai dengan tahun 2010 baru mencapai 50,15 % terjadi kenaikan kalau dibandingkan dengan tahun 2009 (49,22 %), akan tetapi masih dibawah target RPJMN (64 %). Peningkatan cakupan tersebut selain adanya pembangunan secara swadaya oleh masyarakat juga adanya program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).
Untuk mempercepat akses masyarakat terhadap Jaga pemerintah Kab. HSU melalui dinas Kesehatan dalam dua tahun terakhir meluncurkan program Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL) di Kalimantan Selatan program ini hanya dilaksanakan di Kab. HSU. Untuk tahun 2011 setiap kecamatan akan dijadikan 1 sampai 2 DPKL dimana masing-masing desa diberikan 15 paket stimulan Jaga.
DPKL adalah desa yang masyarakatnya telah memiliki kelembagaan dalam suatu wadah/forum desa sehat/desa siaga yang melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan dengan swadaya untuk menjadi contoh dan tempat orientasi bagi desa lain dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Dengan DPKL ini diharapakan berkembangnya kelembagaan di masyarakat, meningkatnya kondisi kesehatan lingkungan sehingga terjadi penurunan penyakit yang berkaitan dengan lingkungan dan dapat menjadi sumber motivasi bagi desa lain dan dapat mendukung kegiatan program desa siaga sebagai upaya menuju desa sehat.
Prioritas pengembangan DPKL ini masyarakat kurang mampu akan tetapi ada kesanggupan untuk menyelesaikan kegiatan ini, belum pernah mendapatkan proyek sanitasi/air bersih, cakupan sanitasi dan air bersih rendah, dan tingginya kasus penyakit berbasis lingkungan.
Masyarakat yang mendapatkan program ini akan diberikan paket stimulan jaga dalam bentuk barang, seperti septik tank rangka kayu ulin, closed, pipa paralon dan elbow, untuk hal lainnya dibebankan pada masyarakat sebagai bentuk swadaya.